Arsip Kategori: Penyakit

Bahayanya Terlalu Banyak Konsumsi Mi Instan

Bahayanya Terlalu Banyak Konsumsi Mi Instan

Bahayanya Terlalu Banyak Konsumsi Mi Instan – Mi instan sudah menjadi makanan yang kerap dikonsumsi semua kalangan usia. Banyak orang yang mengabaikan bahaya dari sering mengonsumsi makanan cepat saji ini. Mi instan memang enak dan praktis untuk meredam rasa lapar. Namun, kamu harus mengetahui bahwa mi instan tidak bisa menggantikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Bumbu pengawet dengan bahan kimia yang dimilikinya bisa membahayakan kesehatan tubuh. Bahaya mie instan berasal dari kandungan bahan di dalamnya, seperti garam dan monosodium glutamat (MSG). Jika dikonsumsi terlalu sering, kedua kandungan tersebut dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Mie instan kebanyakan tersedia dalam bentuk mie kering dan dilengkapi dengan bumbu siap konsumsi di dalamnya. Proses pengolahan mie instan terbilang mudah, sehingga sering dijadikan sebagai menu makanan saat kelaparan di malam hari maupun di tengah kesibukan. Anda hanya perlu merebus mie dengan air mendidih dan mencampurnya dengan bumbu yang telah tersedia. Namun, di balik kelezatannya, ternyata ada bahaya mie instan yang mengintai jika dikonsumsi terlalu sering.

Mie instan terkadang disebut sebagai makanan tidak sehat lantaran kandungan karbohidrat, lemak, dan garam yang tinggi. Sementara itu, kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral dalamnya cukup rendah. Oleh karena itu, makanan slot777 login ini sebaiknya dibatasi konsumsinya, termasuk bagi ibu hamil dan menyusui. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa terlalu sering mengonsumsi mie instan berkaitan dengan buruknya kualitas makanan yang dikonsumsi. Hal ini tentu berdampak pada kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh. Lebih jauh lagi, mie instan dapat menimbulkan risiko terjadinya sindrom metabolik, yaitu kondisi yang dapat meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Selain itu, ada beberapa risiko dan bahaya mie instan lain yang dapat Anda alami bila mengonsumsi mie instan secara berlebihan, antara lain:

Sakit Kepala Kronis

Mengonsumsi mi instan dalam jumlah porsi yang banyak dapat menyebabkan seseorang mengalami sakit kepala. Hal ini disebabkan oleh kandungan garam serta MSG yang terkandung dalam mie instan. Mengonsumsi MSG secara berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala dari yang terbilang ringan hingga yang cukup parah. Jadi, pastikan kamu mengontrol asupan mi instan agar tidak berlebihan.

Gangguan Hati

Kandungan pengawet di dalam mi instan dinilai dapat memicu gangguan pada hati. Selain itu, tingginya kandungan garam juga slot88 resmi berisiko menyebabkan kerusakan hati.

Obesitas

Dampak lain yang bisa kamu alami ketika terlalu sering mengonsumsi mie instan adalah obesitas atau kelebihan berat badan. Kondisi ini yang tidak diatasi dengan baik dapat memicu munculnya penyakit kronis.

Malnutrisi

Terlalu banyak mengonsumsi mi instan dapat meningkatkan risiko malnutrisi, khususnya pada anak-anak. Menyiapkan mi instan untuk anak-anak merupakan hal yang menarik karena dinilai praktis dan pasti disukai oleh anak. Namun, jangan lupakan berbagai kebutuhan nutrisi yang perlu ibu penuhi agar tumbuh kembang anak berjalan secara maksimal.

Tekanan Darah Tinggi

Tentunya sudah banyak masyarakat yang mengetahui bahwa di dalam mi instan terdapat kandungan garam yang sangat tinggi. Terlalu banyak mengonsumsi garam membuat kamu berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan pada tubuh, salah satunya tekanan darah tinggi. Jika tidak diatasi dengan baik, tekanan darah tinggi dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan, seperti serangan jantung, gangguan ginjal, gangguan mata, hingga demensia.

Diabetes

Bukan hanya kandungan garam, ternyata mi instan memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi di dalamnya. Hal ini berisiko menyebabkan penyakit diabetes memburuk atau berisiko mengalami penyakit diabetes.

Keguguran

Jika kamu sedang menjalani kehamilan, sebaiknya perhatikan porsi saat mengonsumsi mi instan. Kandungan garam dan bahan pengawet dalam makanan instan ini bisa memicu berbagai gangguan kehamilan. Bahkan yang lebih parahnya lagi, kebiasaan makan mi instan berlebih saat hamil meningkatkan risiko keguguran.

Sebaiknya pastikan kamu selalu mengonsumsi berbagai makanan sehat agar kebutuhan nutrisi selama hamil dapat terpenuhi dengan baik. Dengan begitu, ibu akan terhindar dari berbagai gangguan kehamilan yang bisa menyebabkan dampak buruk pada ibu maupun bayi dalam kandungan.

Inilah Jenis Penyakit Lupus yang Sebaiknya di Waspadai

Inilah Jenis Penyakit Lupus yang Sebaiknya di Waspadai – Lupus adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bekerja dengan keliru. Dalam kondisi normal, sistem imun seharusnya melindungi tubuh dari serangan infeksi virus atau bakteri. Sedangkan pada pengidap penyakit lupus, sistem imun justru menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Inflamasi yang terjadi akibat lupus bisa menyerang berbagai bagian tubuh, antara lain sel darah dan paru-paru. Sebagai salah satu penyakit autoimun, lupus juga memiliki julukan sebagai penyakit seribu wajah karena kelihaiannya dalam meniru gejala penyakit lain.

Kesulitan diagnosis biasanya dapat menyebabkan langkah penanganan yang kurang tepat. Penyakit ini memiliki beberapa jenis yang berbeda, salah satunya lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE). Setidaknya ada sepertiga pengidap jenis lupus ini yang juga memiliki kondisi autoimun lainnya, seperti penyakit tiroid atau sindrom Sjogren. Kondisi ini dapat berujung pada munculnya komplikasi, termasuk gangguan pada masa kehamilan. Bahkan, proses pengobatannya juga bisa membuat pengidapnya rentan terhadap infeksi serius.

Baca Juga :  Berbagai Manfaat dari Buah Semangka untuk Kesehatan

Jenis-Jenis Penyakit Lupus

Lupus adalah penyakit yang terbagi menjadi beberapa tipe berdasarkan gejala dan kondisinya, berikut penjelasannya:

Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

Jenis lupus ini yang paling sering menyerang masyarakat umum. Jenis penyakit ini dapat menyerang jaringan serta organ tubuh mana saja dengan tingkat gejala yang ringan sampai parah. Banyak yang hanya merasakan beberapa gejala ringan untuk waktu lama atau bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan yang parah. Timbulnya rasa nyeri dan lelah berkepanjangan merupakan salah satu gejala ringan SLE. Oleh karena itu, pengidap SLE bisa merasa tertekan, depresi, dan cemas, meski hanya mengalami gejala ringan.

Discoid Lupus Erythematosus (DLE)

DLE pada dasarnya hanya menyerang kulit. Namun, dampak akibat lupus jenis ini mampu menyerang jaringan dan organ tubuh lainnya. DLE umumnya bisa pengidapnya kendalikan dengan menghindari paparan langsung sinar matahari dan obat-obatan. Berikut ini beberapa gejala DLE:

  • Rambut rontok.
  • Pitak permanen.
  • Ruam merah dan bulat, seperti sisik pada kulit yang terkadang akan menebal dan menjadi bekas luka.

Lupus Akibat Obat

Efek samping obat pasti berbeda-beda pada tiap orang. Kira-kira ada lebih dari 100 jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping yang mirip dengan gejala lupus pada orang-orang tertentu

Penyebab Lupus

Secara umum, penyebab lupus adalah kelainan pada sistem imun yang menyerang jaringan atau sel sehat dalam tubuh. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko lupus adalah paparan racun, seperti merkuri, asap rokok, dan gel natrium silika. Beberapa zat tersebut dapat memicu peradangan dan mendorong terbentuknya autoantibodi yang menyerang sel tubuh sendiri.

Hormon

Menurut penelitian, wanita lebih rentan mengalami lupus dibandingkan pria karena lebih banyak menghasilkan dan menggunakan hormon estrogen atau disebut juga hormon “immuno-enhancing.” Hormon tersebut membuat wanita mempunyai sistem kekebalan lebih kuat. Tetapi, hal ini justru akan menjadi bumerang ketika antibodi berubah menjadi autoantibodi dan menyerang sel tubuh, sehingga penyakit autoimun lebih rentan terjadi.

Genetik

Faktor selanjutnya yang dapat meningkatkan risiko penyakit lupus adalah genetik atau keturunan. Tak jarang orang-orang yang memiliki riwayat keluarga terkena lupus mendapatkan hasil positif saat tes DNA autoimun.

Faktor yang Menjadi Penyebabnya Epilepsi

Faktor yang Menjadi Penyebabnya Epilepsi – Epilepsi adalah kejang berulang pada sebagian atau seluruh tubuh akibat gangguan pada pola aktivitas listrik di otak. Penyakit ini tidak menular dan dapat terkontrol dengan pengobatan yang rutin dan tepat. Seseorang dinyatakan menderita epilepsi jika pernah mengalami kejang lebih dari satu kali tanpa penyebab yang jelas. Epilepsi dapat diderita oleh semua kelompok usia, tetapi biasanya dimulai saat masih anak-anak atau saat berusia lebih dari 60 tahun.

Faktor Risiko Epilepsi

Beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terkena epilepsi, antara lain:

  • Usia. Epilepsi umumnya dialami oleh usia anak-anak dan lansia. Meski demikian, kondisi ini juga dapat dialami oleh semua kalangan yang memiliki risiko terkena epilepsi.
  • Genetik. Riwayat kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga dapat menjadi pemicu penyebab epilepsi.
  • Cedera pada kepala. Cedera pada kepala dapat menjadi salah satu penyebab epilepsi.
  • Stroke dan penyakit vaskular. Stroke dan penyakit pembuluh darah (vaskular) lainnya dapat menyebabkan kerusakan otak yang dapat memicu kondisi ini.
  • Demensia.
  • Infeksi otak. Peradangan pada otak atau sumsum tulang belakang dapat meningkatkan risiko terkena epilepsi.
  • Riwayat kejang di masa kecil. Kejang dapat disebabkan oleh demam tinggi. Pada kondisi ini, anak lebih rentan mengalami epilepsi.

Selain faktor-faktor di atas, ternyata stres juga bisa memicu terjadinya epilepsi. Ketahui selengkapnya di sini: Stres Bisa Memicu Kejang Epilepsi.

Baca Juga : Rumah Sakit Khusus untuk Penderita Stroke

Gejala Epilepsi

Kejang berulang merupakan gejala utama epilepsi. Karakteristik kejang akan bervariasi dan bergantung pada bagian otak yang terganggu pertama kali dan seberapa jauh gangguan tersebut terjadi. Jenis kejang epilepsi dibagi menjadi dua berdasarkan gangguan pada otak, yaitu:

Kejang parsial

Pada kejang parsial atau focal, otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja. Kejang parsial ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

Kejang parsial simpel

Ini adalah kejang yang pengidapnya tidak mengalami kehilangan kesadaran. Gejalanya dapat berupa anggota tubuh yang menyentak, atau timbul sensasi kesemutan, pusing, dan kilatan cahaya. Bagian tubuh yang mengalami kejang tergantung pada bagian otak mana yang mengalami gangguan.

Contohnya jika epilepsi mengganggu fungsi otak yang mengatur gerakan tangan atau kaki, maka kedua anggota tubuh itu saja yang akan mengalami kejang. Kejang parsial juga dapat membuat pengidapnya mengalami perubahan secara emosi, seperti merasa gembira atau takut secara tiba-tiba.

Kejang Parsial Kompleks

Kadang-kadang, kejang focal memengaruhi kesadaran pengidapnya, sehingga membuatnya terlihat seperti bingung atau setengah sadar selama beberapa saat.

Inilah yang dinamakan dengan kejang parsial kompleks. Ciri-ciri kejang parsial kompleks lainnya adalah pandangan kosong, menelan, mengunyah, atau menggosok-gosokkan tangan.

Kejang Umum

Pada kejang umum atau menyeluruh, gejala terjadi pada sekujur tubuh dan disebabkan oleh gangguan yang berdampak kepada seluruh bagian otak. Berikut ini adalah gejala-gejala yang bisa terjadi saat seseorang terserang kejang umum:

  • Mata yang terbuka saat kejang.
  • Kejang tonik. Tubuh yang menjadi kaku selama beberapa detik. Ini bisa diikuti dengan gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki atau tidak sama sekali. Otot-otot pada tubuh terutama lengan, kaki, dan punggung berkedut.
  • Kejang atonik, yaitu otot tubuh tiba-tiba menjadi rileks, sehingga pengidap bisa jatuh tanpa kendali.
  • Kejang klonik, yaitu gerakan menyentak ritmis yang biasanya menyerang otot leher, wajah dan lengan.
  • Terkadang, pengidap epilepsi mengeluarkan suara-suara atau berteriak saat mengalami kejang.
  • Mengompol.
  • Kesulitan bernapas atau beberapa saat, sehingga badan terlihat pucat atau bahkan membiru.
  • Dalam beberapa kasus, kejang menyeluruh membuat pengidap benar-benar tidak sadarkan diri. Setelah sadar, pengidap terlihat bingung selama beberapa menit atau jam.

Ada jenis epilepsi yang umumnya dialami oleh anak-anak, dikenal dengan nama epilepsi absence atau petit mal. Meski kondisi ini tidak berbahaya, prestasi akademik dan konsentrasi anak bisa terganggu. Ciri-ciri epilepsi ini adalah hilangnya kesadaran selama beberapa detik, mengedip-ngedip atau menggerak-gerakkan bibir, serta pandangan kosong. Anak-anak yang mengalami kejang ini tidak akan sadar atau ingat akan apa yang terjadi saat mereka kejang.

Penyebab Epilepsi

Epilepsi dapat mulai diidap pada usia kapan saja, umumnya kondisi ini terjadi sejak masa kanak-kanak. Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dibagi dua, yaitu:

  • Epilepsi idiopatik, disebut juga sebagai epilepsi primer. Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik (keturunan).
  • Epilepsi simptomatik, disebut juga epilepsi sekunder. Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka berat di kepala, tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder.

Selain penyebab di atas, terdapat beberapa penyebab lain di antaranya:

  • Gangguan kekebalan tubuh. Kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel otak atau yang disebut penyakit autoimun dapat menyebabkan epilepsi.
  • Gangguan perkembangan. Kelainan lahir yang mempengaruhi otak sering menjadi penyebab epilepsi, terutama pada orang yang kejangnya tidak terkontrol dengan obat anti kejang.